IKAN GAR
Gar
adalah jenis ikan primitif keturunan dari ikan palenoniscoids, yang sudah ada
sejak 200 tahun yang lalu. Terdapat sekitar tujuh jenis spesies ikan gar, di
Indonesia dikenal dengan nama ikan Alligator gar, nama tersebut sebetulnya
adalah nama populer dari satu jenis ikan gar.
Uniknya ikan ini merupakan salah satu di antara tujuh jenis ikan berbahaya yang tidak boleh masuk ke wilayah Indonesia. Harga ikan gar dipasaran ukuran 4.5-5.0 cm sekitar 10.000-15.000 Rupiah, dan ukuran mencapai 50-60 cm 1.500.000-2.000.000 Rupiah. Paling mahal adalah pada jenis ikan gar yang memiliki kelainan warna/pigmen sehingga ikan ini berwarna putih, biasa disebut Alligator Gar platinum dengan harga mencapai 50.000.000 Rupiah.
Baca juga : Ikan Arapaima (Arapaima Gigas)
KLASIFIKASI IKAN GAR (Nelson (1994)):
Uniknya ikan ini merupakan salah satu di antara tujuh jenis ikan berbahaya yang tidak boleh masuk ke wilayah Indonesia. Harga ikan gar dipasaran ukuran 4.5-5.0 cm sekitar 10.000-15.000 Rupiah, dan ukuran mencapai 50-60 cm 1.500.000-2.000.000 Rupiah. Paling mahal adalah pada jenis ikan gar yang memiliki kelainan warna/pigmen sehingga ikan ini berwarna putih, biasa disebut Alligator Gar platinum dengan harga mencapai 50.000.000 Rupiah.
Baca juga : Ikan Arapaima (Arapaima Gigas)
primitivefishes.com |
KLASIFIKASI IKAN GAR (Nelson (1994)):
Subphylum : Vertebrata (Craniata)
Superclass : Gnathostomata
Grade : Teleostomi
Class : Actinopterygii
Subclass : Neopterygii
Infraclass : Neopterygii
Division : Ginglymodi
Division : Ginglymodi
Order : Semionotiformes
Famili : Lepisosteidae
Genus : Atractosteus Rafinesque 1820: 171 Lepisosteus Lacepede 1803: 331.
Famili : Lepisosteidae
Genus : Atractosteus Rafinesque 1820: 171 Lepisosteus Lacepede 1803: 331.
CIRI-CIRI IKAN GAR :
Ikan
gar mudah dibedakan dari jenis lainnya dari moncongnya yang panjang dengan
gigi-gigi runcing di rahang, serta dari sisik berbentuk intan yang tidak saling
bertumpu. Ikan gar digolongkan dalam ikan primitif karena dijumpai beberapa
ciri ikan primitif yaitu :
- bersisik ganoid (rata-rata ikan yang hidup saat ini berisik stenoid atau sikloid).
- bentuk gelembung renangnya seperti paru-paru yang berguna untuk membantu dalam pernafasan.
- tulang ekor yang heterocercal (namun dari luar nampak membulat).
Bentuk
tubuh ikan gar bulat memanjang seperti torpedo. Sirip pungung dan sirip
anal
letaknya jauh di bagian belakang tubuh. Sisiknya tebal berbentuk wajik
yang
tidak saling bertumpu. Usus ikan gar mempunyai katup spiral yang
mengambarkan
sistem pencernaan primitif seperti yang dijumpai di hiu. Ikan gar juga
memiliki
gelembung renang yang mempunyai sistem pernafasan dan berhubungan dengan
kerongkongan. Struktur ini memungkinkan ikan gar untuk meneguk udara,
yang
membantu sebagai pernafasan udara fakultatif. Hal inilah yang
memungkinkannya
untuk dapat tetap bertahan hidup di perairan dengan kadar oksigen yang
sangat
rendah.
Alligator
gar merupakan jenis yang terbesar, tumbuh mencapai panjang dua meter,
berat sekitar 45 kg. Namun dilaporkan ada yang mencapai 150 kg, panjang
mencapai tiga meter.
HABITAT
:
Ikan
gar mempunyai beberapa nama popular, terutama jenis A. spatula yang
penyebarannya cukup luas. Ikan ini dikenal dengan nama Gar, Garfish, Garpike,
Gater Gar, namun nama populernya dalam Bahasa Inggris adalah Alligator Gar,
Gator, Greater Gar, dan keberadaannya di Sungai Mississippi membuatnya dikenal
dengan nama Mississippi Alligator Gar. Di beberapa negara Eropa ikan ini
dikenal dengan nama Catan, Gaspar Baba, Pejelagarto dan Marjuari (Spanyol),
Garpigue Alligator (Perancis), Alligatorpansergedde (Danish), Alligatorbengadda
(Swedia), Keihasluuhauki (Finlandia), dan Kostlin Obrovsky (Ceko).
JENIS-JENIS
:
Di
dunia ini ada tujuh spesies ikan gar, yaitu:
- Atractosteus spatula, dikenal dengan nama Alligator Gar.
- Lepisosteus osseus, dikenal dengan nama Longnose Gar.
- L. Oculatus, dikenal Spotted Gar.
- L. platostomus, dikenal dengan nama Shortnose Gar.
- L. platyrhinchus, dikenal dengan nama Florida Gar.
- A. tropicus, dikenal dengan nama Tropical Gar.
- A. tristoechus, dikenal dengan nama Cuban Gar.
Jenis-jenis Ikan Gar |
Perbandingan ukuran Ikan Gar (hiko-hermawan.blogspot.com) |
PAKAN :
Pakan
yang disukainya di alam adalah ikan, terutama jenis ‘catfish’. Bila
tidak
ada, gar juga mau memakan krustasea dan unggas air atau jenis burung
lainnya,
mamalia kecil, kura-kura. untuk pemeliharaan Ikan Gar bisa diberikan
ikan kecil, udang, ayam (ukuran ikan alligator 50 cm) dan kepiting.
REPRODUKSI
:
Ikan gar betina biasanya mempunyai ukuran tubuh
yang lebih besar dibanding jantan. di alam liar Ikan Gar memilih perairan yang deras pada saat akan memijah. Satu ekor
betina dibuahi oleh 4 jantan, yang segera pergi begitu pemijahan selesai, jantan lebih banyak tinggal di tepian
sungai atau danau Telurnya yang berwarna
hijau bersifat toksik, yang bisa mengakibatkan penyakit.
Ikan
Gar
termasuk ikan yang lamban pertumbuhannya. Betina mencapai kematangan
kelamin sejak umur kurnag lebih 11 tahun, dan dapat mencapai umur 50
tahun. Berbeda pada Ikan jantan matang
kelamin pada umur yang lebih muda yaitu enam tahun, namun umurnya lebih
pendek, sekitar 26 tahun. Ikan jantan mempunyai ukuran dan tubuh lebih
kecil dari
betinanya.
Kematangan
gonad ikan ini memerlukan waktu yang cukup lama dan biasanya
dicapai setelah setelah ikan berukuran besar. Induk
betina yang sudah benar-benar matang gonad, perutnya membesar sampai ke arah
anus. Induk betina yang sudah siap memijah akan memiliki warna urogenital yang
merah. Sementara jantan yang sudah mencapai kematangan gonad, biasanya diurut
dari bagian dada kearah ujung ekor akan mengeluarkan cairan sperma berwarna
putih. Tanda inilah dapat digunakan untuk membedakan antara induk jantan dan
betina dengan mudah.
PROSES
PEMIJAHAN :
Wadah dan Alat untuk sarana pemijahan yang bisa digunakan antara lain :
a.
Wadah pemijahan
Kepadatan
di kolam induk umumnya 1 ekor /2 m2. Oleh karena itu. Pemijahan biasanya
dilakukan di akuarium berukuran 120 cm x 60 cm x 50 cm. Akuarium tersebut dapat
diisi dengan seekor induk betina berukuran 50 cm dan 3 ekor induk jantan
berukuran lebih kecil. Sementara untuk akuarium yang berukuran 200 cm x 70 cm x
70 cm, dapat dipelihara sebanyak 2 ekor induk betina dan 4 ekor induk jantan.
b.
Alat pemijahan
Peralatan
pemijahan yang digunakan untuk kelengkapan pemijahan di antaranya plastik
hitam, serokan, ember, baskom dan tali rafia.
SELEKSI
INDUK
Sebelum
dipijahkan, induk jantan dan betina harus dipuaskan (diberok) terlebih dahulu
dan diadaptasikan terhadap lingkungan yang baru. Pemuasan dan adaptasi tersebut
dapat mengurangi stres dan meningkatkan sensivitas hormon. Induk perlu diberi
pakan yang teratur dan beragam jenisnya agar diperoleh gizi yang seimbang.
Kepadatan
ikan di dalam suatu wadah dapat memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan gonad ikan. Kepadatan yang rendah agak kurang baik karena akan
mudah mengalami stres. Pada pemeliharaan calon induk di kolam yang permukaannya
relatif luas, aerasi tidak diperlukan asal pergantian air bagus. Bila
pemeliharaan dilakukan di akuarium dengan permukaan terbatas, kepadatan
penebaran relatif tinggi, dan pergantian air kontinu maka sebaiknya aerasi
diberikan.
PEMIJAHAN
BUATAN
Ikan
alligator tidak dapat dibiakkan secara alaimiah di dalam wadah budidaya.
maka dari itu, ikan gar menggunakan cara lain dalam
pengembangbiakannya, yaitu dengan memberikan hormon. Pengembangbiakan
ini biasa disebut kawin suntik atau kawin rangsang (induced
breeding).
a.
Penyuntikan hormon
Beberapa
praktisi akuakultur sudah berhasil membiakan ikan aligator sejak beberapa tahun
lalu. Hormon yang pernah digunakan bermacam-macam, mulai dari hipofisis ikan
mas, HCG, sampai Humogen. Akan tetapi tampaknya paling cocok ialah oviprim
berisi a-LHRH dan antidopamin. Penyuntikan dilakukan dua kali. Suntikan pertama
diberikan sebanyak 30% dari dosis dan suntikan kedua diberikan sebanyak 70% .
Suntikan pertama bertujuan untuk menyeragamkan pematangan, sedangkan suntikan
kedua untuk mendorong ovulasi. Suntikan pertama dikenal sebagai prepatory
injection (suntikan persiapan) dan suntikan kedua dikenal sebagaidecisive
injection (suntikan penentu). Adapun rentan waktu antara suntikan pertama
dengan suntikan kedua adalah 13 jam, tergantung suhu air. Pada suhu yang
tinggi, rentan waktu tersebut diperpendek menjadi 8-10 jam.
b.
Cara pemijahan
Ovulasi
pemijahan sudah dapat terjadi pada tujuh jam setelah penyuntikan kedua. Tingkah
laku pemijahan dialam pada prinsipnya sama untuk ikan buaya. Pertama
seekor betina yang berukuran besar dan siap memijah akan menyelinap masuk ke
dalam kumpulan jantan dan membentuk kelompok kecil. Induk jantan kemudian mendekati
betina dan mendorongnya memijah dengan merangsang ujung hidungnya. Setelah itu,
betina memisahkan diri dari kelompoknya untuk meletakkan telur. Proses
pemijahan tersebut berlansung dengan mengeluarkan suara percikan dan bunyi
kapakan sirip di air.
INKUBASI
DAN PENETASAN
Inkubasi
dan penetasan dilakukan didalam akuarium terpisah. Penetasan telur
ikan buaya berlangsung lama. Biasanya telur menetas dalam 6-8 hari setelah
pemijahan. Ujung ekor tampak mulai mencuat pada hari kedua, tetapi penetasan
yang sempurna baru terjadi padea 6-7 hari setelah penetasan. Selanjutnya,
telur yang telah menjadi larva menghabiskan kuning telur selama seminggu.
Setelah itu, larva mulai memakan pakan yang berasal dari luar tubuhnya. Setelah
menetas, larva menempel ke tanaman air dengan alat seperti cakram pada ujung
moncongnya sampai berukuran panjang tiga per empat inci. Organ tersebut
kemudian menghilang ketika ikan tumbuh dewasa.
PERAWATAN
LARVA
Setelah
embrio menetas seluruhnya menjadi larva, dilakukan pergantian air. Air yang
digunakan harus sudah berada di dalam tandon selama 24 jam dan diaerasi.
Tujuannya agar air pengganti memiliki kualitas yang sama dengan media hidup
larva.
Untuk
pemeliharaan 40 ekor ikan aligator sampai berukuran 1 inci, digunakan akuarium
berukuran 50 cm x 50 cm x 40 cm. bila ukuran ikan telah mencapai 2 inci,
akuarium yang sama masih dapat digunakan dengan kepadatan 20 ekor per akuarium.
Namun, bila ikan alligator berukuran 3 inci, jumlah ikan alligator dalam
akuarium sebaiknya hanya 15 ekor. Setelah lewat dari 4 inci, pemeliharaan
sebaiknya dilakukan di dalam bak berukuran besar atau di kolam pemeliharaan
yang banyak pakan alaminya.
Perawatan
larva ikan ini harus dilakukan dengan seksama karena larva masih
berukuran kecil dan kondisinya masih lemah. Walaupun ikan buaya yang
berukuran besar memiliki alat pernapasan tambahan, ikan buaya yang
berukuran larva sampai 3 inci masih memerlukan aerasi, ikan akan lemah, mudah
mengalami stress, kemudian akan mati. Perkembangan alat pernapasan tambahan
pada ikan alligator merupakan salah satu faktor yang perlu diteliti dalam dunia
budidaya ikan.
Pemberian
artemia dilakukan sampai larva berumur seminggu. Larva ikan alligator berukuran
besar sehingga harus diberi kutu air (Daphnia Sp). Pemberian larva ikan harus
diselingi dengan cacing. Tujuannya adalah untuk menghemat biaya karna harga
cacing jauh lebih murah dari harga larva ikan.
Meskipun
ikan ini tergolong ikan yang tahan terhadap lingkungan yang buruk,
pergantian air harus tetap dilakukan. Tujuannya agar air pengganti memiliki
kualitas yang sama dengan media hidup anak ikan dan frekuensi pergantian air
bergantung pada jenis dan jumlah pakan yang digunakan.
PENYAKIT
Gangguan
penyakit adalah hal yang tidak diinginkan oleh peternak ikan. dapat
dibayangkan, bila jerih payah memelihara selama beberapa bulan habis dalam
sehari oleh penyakit. Penyakit umumnya timbul setelah ikan mengalami stress.
Agar ikan sehat, sebaiknya hindari stress pada ikan peliharaan.
1.
Stress
Secara
sederhana stress dapat dikatakan sebagai suatu kondisi saat ikan mengalami
tekanan secara fisiologis. Adapun penyebab ikan stress bermacam-macam, seperti
penanganan ikan secara kasar, kondisi lingkungan buruk, adanya ikan lain yang
agresif, dan sebagainya. Bila tingkat stress yang dialami ringan, ikan dapat
pulih kembali. Namun bila tingkat stress yang dialami terlampau berat, ikan
tidak dapat menahannya dan akan mengalami penurunan daya tahan tubuh terhadap
serangan penyakit.
2.
Penyakit
Adapun
penyakit yang sering menyerang ikan gar diantaranya disebabkan oleh
cacing jangkar dan jamur.
a.
Cacing jangkar (Lernea)
Walaupun
disebut cacing jangkar, parasit ini sebernarnya disebabkan oleh sejenis udang
renik dari kelas kopepoda. Serangan ditandai dengan adanya sosok cacing jangkar
yang menempel pada badan ikan. jenis cacing jangkar betina dapat dikenali
dengan mudah karena menempel di permukaan kulit ikan. ukuran cacing tersebut
dapat mencapai 10 mm.
Serangan
cacing jangkar lebih banyak terjadi pada ikan yang dipelihara di kolam,
terutama kolam dengan pergantian air yang buruk. Penyebabnya adalah adanya ikan
pembawa parasit cacing jangkar adalah ikan seribu. Cacing jangkar dapat
menyerang seluruh permukaan tubuh. Parasit ini dapat dijumpai di badan, sirip,
insang, dan bahkan mata ikan. Cacing jangkar tersebut membenamkan bagian
kepalanya yang berbentuk jangkar ke dalam tubuh jaringan ikan. selanjutnya,
ikan yang ditempeli cacing jangkar akan menggosokkan bagian tubuhnya ke suatu
permukaan. Akibatnya, pada bagian kulit yang terserang akan berwarna merah dan
terbentuk benang putih kehijauan yang merupakan reaksi inflamasi dari daerah
yang terserang.
Untuk
ikan yang telah terserang, pengobatan dapat dilakukan secara manual. Ikan yang
terserang cacing jangkar tersebut diangkat, lalu ditempatkan pada kain yang
lembab. Cacing jangkar kemudian ditarik dengan pinset. Setelah itu, bekas luka
dioles kapas yang telah dicelupkan anti bakteri seperti betadin, merkurokrom,
dan sebagainya. Selanjutnya ikan dimasukkan di air bersih pada bak perawatan
agar tidak terinfeksi oleh bakteri.
b.
Jamur (Saprolegnia)
Saprolegnia
adalah sejenis jamur yang paling sering menyerang ikan dan telur ikan yang sedang
ditetaskan. Adanya serangan jamur ini ditandai dengan munculnya serat-serat
berwarna putih seperti kapas pada bagian permukaan telur atau tubuh ikan.
Serangan saprolegnia biasanya muncul pada saat suhu rendah pada media budi daya
banyak mengandung bahan organik. Penangannya harus segera. Bila tidak ditangani
secara seksama, serangan jamur dapat menjalar ke seluruh permukaan tubuh
seperti sirip, mulut, mata, dan insang. Penyerangan jamur dapat secara cepat
sehingga dalam beberapa jam seluruh telur dapat terinfeksi.
Serangan
jamur dapat dicegah dengan pemberian metilen biru seminggu sekali dengan dosis
2 ppm. Untuk pengobatan ikan yang terkena serangan diambil dari akuarium. Ikan
akan mampu bertahan di luar air selama 1-2 menit. Selanjutnya, jamur pada
bagian tubuh ikan dioles dengan kapas yang telah dibasahi metilen biru,
betadin, atau merkuokrom. Setelah diobati, ikan yang sakit dipisahkan di dalam
wadah khusus sampai ikan tersebut sembuh. Untuk pengobatan pada ikan yang masih
kecil dilakukan sama dengan pencegahan, yaitu dengan perendaman ikan di dalam 2
ppm metilen biru.
REFERENSI :
bahasikan.com
mazoin.files.wordpress.com
ilhamgreenpiece.blogspot.com
REFERENSI :
bahasikan.com
mazoin.files.wordpress.com
ilhamgreenpiece.blogspot.com
No comments:
Post a Comment